Ikan lele bisa terserang atau terinfeksi oleh beberapa jenis penyakit. Setiap jenis penyakit mempunyai karakter sendiri-sendiri dalam malakukan infeksi terhadap tubuh lele. Selain itu, gejala yang ditimbulkan akibat serangan penyakit tersebut juga tidak sama. Oleh karena itu, Cara pengendalian maupun penanganan setiap jenis penyakit juga berbeda-beda. Dengan mengetahui gejala serangan, jenis penyakit, obat yang bisa digunakan, serta dosis penggunaannya maka tindakan pengobatan akan menjadi lebih efektif.
Berikut ini beberapa jenis penyakit, gejala, serta cara penanganannya :
Penyakit Ikan Lele Yang Disebabkan Oleh Bakteri :
- Penyakit Pseudomonas sp.
- Penyakit Aeromonas hydrophiladan
- Penyakit Aeromonas punctata
- Penyakit Peduncle (cold water diseases)
- Penyakit Columnaris
- Penyakit Edward siella
- Penyakit Ginjal
- Penyakit Tuberculosis
- Penyakit Saprolegiasis
- Penyakit Bintik Putih
- Penyakit Tichodiina sp.
- Myxosporensis (Myxobolus sp.)
- Penyakit Myxosoma sp.
- Lernaea sp.
- Kutu Ikan (Argulus).
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Pseudomonas sp. ditandai adanya perdarahan di kulit, hati, ginjal, maupun limpa. Perdarahan pada kulit tersebut akhirnya mengakibatkan luka berupa borok-borok pada tubuh ikan.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit Pseudomonas sp. dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga kondisi lele akan selalu sehat. Jika sudah terserang, lakukan tindakan pengobatan secara tepat, caranya adalah melakukan perendaman lele dalam larutan Oxytertracyclin menggunakan dosis 25-30 mg/kg ikan per hari. Perendaman dilakukan secara berturut-turut selama 7-10 hari pada bak terpisah agar ikan sehat tidak menjadi kebal terhadap bahan aktif tertentu.
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophiladan ditandai adanya perubahan warna tubuh ikan lele. Tubuh ikan semula terang kemudian berubah menjadi gelap, kulit kasat, serta terjadi perdarahan. Ikan sulit bernapas, saat berenang juga sangat lemah, dan terjadi perdarahan pada hati, ginjal, maupun limpa. Ciri-ciri akibat serangan penyakit bakteri Pseudomonas dapat dibedakan dari serangan bakteri Aeromonas yaitu terlihat adanya luka-luka kecil pada kulit akhirnya meluas ke arah daging.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit bakteri Aeromonas hydrophiladan dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga ikan lele akan selalu dalam kondisi sehat. Pada lele terserang bisa dilakukan penyuntikan menggunakan Terramycine 25-30 mg/kg lele, penyuntikan diulang lagi setiap 3 hari sekali sebanyak 3 kali ulangan. Lakukan pencampuran makanan dengan Terramycine 50 mg/kg lele per hari, perlakuan selama 7-10 hari berturut-turut. Selain itu dapat juga menggunakan Sulphanamide sebanyak 100 mg/kg lele per hari selama 3-4 hari.
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Aeromonas punctata ditandai adanya ikan yang kehilangan nafsu makan. Infeksi pada kulit kepala, kulit badan bagian belakang, insang, sirip, serta bagian badan lainnya.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit bakteri Aeromonas punctata dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga ikan lele akan selalu dalam kondisi sehat. Ikan lele terserang harus direndam menggunakan larutan copper sulfat dosis 1200 ppm selama 1-20 menit. Perendaman menggunakan Oxytetracyclin HCL juga dapat dilakukan, dosis 10 mg/1 kg lele selama 30 menit.
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Peduncle (cold water diseases) hampir sama dengan gejala serangan akibat penyakit bakteri Columnaris, bedanya penyakit bakteri Peduncle menyerang saat temperatur dingin, sekitar 16°C, sedangkan penyakit bakteriColumnaris menyerang saat temperatur panas, sekitar 20°C, infeksi berjalan lambat dalam hal timbulnya borok atau nekrosa pada kulit.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit bakteri Peduncle (cold water diseases) dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga kondisi ikan selalu sehat. Tindakan pengobatan terhadap lele terserang adalah melakukan perendaman menggunakan Oxytetracyclin 10 ppm selama 30 menit. Melakukan pencampuran makanan dengan Sulfisoxzole sebanyak 100 mg/kg berat ikan per hari selama 10-20 hari berturut-turut.
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Columnaris ditandai adanya perdarahan pada kulit lele, timbul borok-borok pada kulit, terjadi perdarahan pada organ dalam seperti hati, ginjal, maupun limpa, munculnya luka-luka kecil pada hati, serta timbul nekrosa pada jaringan daging maupun jaringan pembuat darah.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit bakteri Columnaris dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga ikan akan selalu dalam kondisi sehat. Penangan terhadap ikan lele terserang, tindakan pengobatannya adalah melakukan perendaman menggunakan Oxytetracyclin HCL dosis 25-30 mg/kg ikan per hari diberikan 7-10 hari berturut-turut. Pemberian Sulfamerazine sebanyak 100-200 mg/kg berat ikan per hari, melalui makanan 1-3 hari. Penyuntikan Oxytetracyclin HCL sebanyak 25-30 mg/kg ikan per hari, melalui makanan selama 7-10 hari berturut-turut.
Gejala serangan penyakit akibat terinfeksi bakteri Edward siella ditandai adanya perubahan tubuh lele, tubuh lele semula terang kemudian berubah menjadi berwarna gelap. Kadang-kadang mata ikan menonjol. Ada sedikit bercak darah di pangkal sirip dada ikan. Kadang-kadang juga ditemukan benjolan di bagian samping tubuh lele.
Tindakan penanggulangan terhadap serangan penyakit bakteri Edward siella dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air agar tetap baik sehingga ikan lele akan selalu dalam kondisi sehat. Tindakan pengobatan dapat dilakukan selama masa periode awal penyerangan menggunakan Sulphanamide (dosis 100-200 mg/kg/hari), diberikan sampai hari keempat secara berturut-turut. Ikan lele terserang penyakit Edward siella harus segera dimusnahkan, caranya dapat dibakar atau dikubur.
Gejala serangan akibat penyakit ginjal ditandai adanya luka di ginjal, hati, serta bintik-bintik berwarna keputih-putihan. Hingga saat ini belum ditemukan obat paling tepat untuk memberantas penyakit ginjal.
Gejala akibat terserang penyakit Tuberculosis ditandai adanya perubahan tubuh ikan lele, tubuh ikan semula terang kemudian berubah menjadi berwarna gelap. Perut membengkak serta terdapat bintik-bintik pada hati. Cara pencegahan terhadap penyakit Tuberculosis adalah melakukan perbaikan kualitas air.
Penyakit Ikan Lele Yang Disebabkan Oleh Parasiter :
Gejala serangan penyakit ditandai adanya sekumpulan benang halus seperti kapas berwarna putih kecokelatan pada tubuh lele. Tempat penyerangan biasanya di daerah kepala, tutup insang, sirip, serta bagian badan ikan lainnya.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan menjaga kebersihan kolam maupun kualitas air. Mengupayakan cara perlakuan terbaik terhadap ikan agar tidak berpotensi menimbulkan luka. Melakukan perendaman dalam larutan Malachite Green Oxalate (MGO) sebanyak 3 g/m³ air selama 30 menit.
Gejala serangan penyakit bintik putih ditandai saat ikan lele berenang terlihat sangat lemah serta selalu muncul di permukaan air. Terdapat bintik-bintik berwarna putih pada bagian kulit, sirip, serta insang. Lele sering menggosokkan tubuhnya ke dasar kolam atau pada benda-benda keras.
Upaya pengendalian terhadap penyakit bintik putih adalah lele diberok dalam air mengalir, melakukan pengurangan padat penebaran ikan, melakukan perendaman terhadap lele terserang menggunakan larutan formalin 25 ml/m³ air ditambah larutan Oxalate 0,1 g/m³ air selam 12-24 jam.
Gejala serangan penyakit Tichodiina sp. ditandai gerakan lele melemah serta tubuh lele kurus, ikan sering menggosok-gosokkan tubuhnya pada benda-benda keras.
Upaya pengendalian terhadap penyakit Tichodiina sp. adalah melakukan pengurangan padat penebaran ikan, melakukan perendaman terhadap ikan lele terserang dalam larutan formalin 150-200 ppm (150-200 ml/m³) selama 15 menit, merendam dalam larutan malachite green oxalate 0,1 g/m³ selama 24 jam.
Gejala serangan penyakit ini ditandai adanya kepala lele kelihatan besar tetapi kurus, kulit tubuh ikan lele suram, sirip ekor kelihatan rontok, lele menggosok-gosokkan badan ke dasar kolam penampungan atau benda keras lainnya, serta adanya tutup insang tidak normal.
Upaya pengendalian terhadap serangan penyakit ini yaitu mengurangi kepadatan penebaran, melakukan perendaman terhadap ikan lele terserang dalam larutan formalin 250 ml/m³ air selama 15 menit, merendam menggunakan Methylene Blue sebanyak 3 gr/m³ air selama 24 jam.
Gejala serangan penyakit Myxosporensis (Myxobolus sp.) ditandai adanya bintil-bintil berwarna putih kemerah-merahan pada insang.
Upaya pengendalian terhadap serangan penyakit Myxosporensis (Myxobolus sp.) yaitu melakukan pengeringan kolam dan pengapuran (dosis 200 g/m³). Biarkan selama 1-2 minggu. Air yang masuk disaring melalui filter pasir, kerikil, dan ijuk.
Gejala serangan penyakit Myxosoma sp. ditandai adanya pembengkakan (bisul) di sekitar punggung. Jika bisul pecah, akan keluar cairan keruh berwarna kuning.
Pencegahan dengan cara menyaring air masuk, melakukan perendaman terhadap ikan lele terinfeksi menggunakan larutan formalin 25 cc/m³ selama 5 menit, serta melakukan penyemprotan kolam menggunakan Dipterex/Sumithion 50 EC dengan takaran 1 cc/m³.
Gejala serangan penyakit Lernaea sp. ditandai adanya parasit yang menempel di tutup insang, sirip, atau mata selama 15 menit. Kemudian terlihat luka-luka di tempat penyerangan tersebut.
Pencegahan dengan cara menyaring air masuk. Ikan lele terinfeksi direndam dalam larutan garam/NaC1 20 g/liter (2%) selama 5 menit.
Gejala serangan penyakit Kutu ikan (Argulus) ditandai adanya ikan lele semula gemuk berubah menjadi kurus. Parasit menempel di kulit, sirip, serta insang. Bekas penyerangan kelihatan kemerah-merahan.
Pencegahan terhadap serangan penyakit kutu ikan (Argulus) adalah melakukan pengeringan kolam serta pengapuran sebanyak 200 g/m², melakukan penyaringan Air masuk.
0 komentar:
Posting Komentar